Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018

TERAS: Aku Cinta Padamu

Gambar
Ini bukan soal post power syndrome tapi memang tidak bisa move on dari Teras (Teater Rayon Sastra. Sebab saya tidak ingin disebut ahistoris bagaimana perjuangan para penggagas dulu sebagai cita-cita luhur untuk menebar kebijaksanaan lewat seni budaya.  Membuat komunitas Teater di organisasi Ekstra itu sulitnya minta ampun dan menuai perdebatan yang cukup mantap. Banyak tantangan sendiri tidak seperti dengan UKM-UKM di kampus-kampus yang sedari awal fokus di Tetaer.  Saya memposisikan Teras sebuah komunitas kesenian alternatif dan sebagai wacana tanding dari komunitas lain serta saya memposisikan sebagai strategi kaderisasi. Organisasi tanpa adanya kaderisasi bagi saya seperti hidup segan mati tak mau. Terlalu agresif dan tidak terukur.  Tak ada kenikmatan atau kesenangan lain kecuali melihat kader-kader bejuang habis-habisan sedari awal  pra sampai pasca pentas. Tangis, canda tawa, tegang, emosi, serta lengkap dengan pengorbanan yang tampak Pun yang tak tampak. Saya pa