RAHASIA DI BALIK SENJA KE-2

Senja mendarat di bibir pantai menjadi mesra hidupku lengkap dengan gerimis yang sedikit basah itu. saat itu senja menyinari tubuhku dan menjadi saksi kisah harapan tak menentu. Awalnya kita bertatap pada acara makan malam pertemuan kumpulan para bangsat.

Semerbak harum bunga di taman
Kaulah bunga diantara bunga-bunga itu
Kau begitu mempesona, indah, sejuk, cantik dan seterusnya PUN aku tak bisa mengungkapkannya. " Dalam Puncak Kebugaran"

Apa kata yang pantas untukkmu kalau bukan kata BANGSAT, BAJINGAN, JASIK tapi ASUdahlah aku masih bersanTAI ria di balik tirai jebakan-jebakanmu yang terstruktur  itu. (emboke Ancoookkk)
Demi hijab modismu yang sudah lusuh
Alismu sudah tak seperti bulan sabit
Kerling matamu mulai putus asa
Bibirmu semakin hari semakin tak jelas
Runtuh, ambruk sampai akar-akarnya. Dalam gumamku berkata malam itu (mentolo tak nafkahi koen dek)

Malam sampai subuh di cabik sepi
Dan di Pagi hari mendung pecah berkeping-keping di matamu
Di susul jutaan hantaman hujan dari langit turun kebumi sehingga matahari tak terlihat sinarnya (pagi-pagi kok sudah hujan panas)
seorang perempuan tinting tak ternoda berjalan di trotor jalan. Ia dikenal sebagai gadis periang dan sangat disukai teman-temannya karena keramahannya dan senyumannya yang mematikan.
MATAHARI DAN REMBULAN
Aku mulai......bisa mengakhiri cerita ini gaes
BERSAMBUNG...!!!

Oleh: Agp/29 Maret 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mastodon dan Burung Kondor Karya: WS Rendra

Takjil Jalan Kalimantan Jember

Aku Si Binatang Jalang Tapi Bukan Chairil