Dusunku Menyambut Idul Fitri.

Dusunku Menyambut Idul Fitri.



oleh: Agus Sholeh

Senandung takbir telah berkumandang di surau kecil dusun, telah menggetarkan jagat raya, takbir sahut-sahutan dengan alunan nada beduk berima terukur. Tiba-tiba deraian airmata kebagian menetes di bumi saya dilahirkan. Tangisan sedih campur bahagia, sedih karena meninggalkan bulan suci dan bahagia menyambut hari kemenangan.

Aku melihat anak-anak tengah baya, berkopyah miring berlari-lari di depan surau membacakan takbir dengan suara yang khas sambil mainan kembang api. Ledakan kebahagiaan, kami sambut hari raya yang fitri ini dengan hati yang berbunga-bunga. Kebesaran-Mu sudah datang dipenghujung bulan Suci-Mu.

Kue-kue lebaran sudah ditata rapi sama emmak di meja tamu, nenek sudah membuat ketupat dan opor ayam, bapak besok pagi pasca sholat Id pasti memandikan sapi dengan atal dan kembang tuju rupa, dan tetangga besok pagi akan pergi nyekar ke para pendahulu di keburan dusun. Desa mempunyai cara sendiri untuk menyambut hari raya idul fitri.

Berbahagialah engkau yang sudah mempunyai kekasih, baik istri maupun tunangannya. Besok pagi yang mau berangkat bareng ke Masjid untuk Sholat Id dengan mukenah baru, dres baru dan sandal baru. Aku yakin besok pasti ia kerumahku dan bersalam-salaman.

Wahai para pecinta sejati bonjenglah kekasihmu ke rumah mertuamu untuk sungkem kepada orang tuanya, di hari yang menang ini. Biarkanlah aku yang hanya bisa bonjeng beras, mie sedap dan telor. Teruntuk kekasihku, tetap bersabar. Emas masih berjuang di jalan gelap hanya kesetiaan dan ketulusanmu yang bisa menerangi hidupku.

Saya ucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin. Semoga di bulan puasa yang sudah berlalu benar-benar merasakan bagaimana menahan lapar seperti yang dirasakan oleh tetangga kita kelaparan setiap harinya dan semoga di hari yang fitri ini kita bisa memenangkan tetangga kita yang tertindas.

Taqobalallahu Minna Waminkum...

Allahhu Akbar, Allahu Akbar,  Allahu Akbar
Walilla Hilham...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mastodon dan Burung Kondor Karya: WS Rendra

Takjil Jalan Kalimantan Jember

Aku Si Binatang Jalang Tapi Bukan Chairil