Sejarah Yayasan Subulus Salam



Yayasan Subulus Salam didirikan oleh kyai Syamsuddin "kyai Joyo" Putra dari Kyai Saridan. Bermula dari surau kacil sebagai media perjuangan dakwah islam Ahlussunah wal Jamaah Annahdliyah. Pada tahun 1977 Masehi /1397 Hijriyah berdirilah Yayasan Subulus Salam di dusun Tanian Panjang, desa Tegalsono kecamatan Tegalsiwalan kabupaten Probolinggo. Struktur kepemimpinan pada awal perkembangan menjadikan kyai sebagai pusat kepemimpinan dibantu oleh keluarga dan santri senior.

Pada masa kepemimpinan Kyai Joyo pembelajaran di Subulus Salam masih mengembangkan ilmu-ilmu dasar agama (Madrasah Diniyah) dengan menggunakan metode sorogan. Pada saat itu aktifitas belajar mengajar masih bertempat di surau kecil yang sekarang sudah menjadi masjid Darus Salam.

Setelah wafatnya kyai Syamsuddin (kyai Joyo), Yayasan Subulus Salam di gantikan oleh kyai Asmudi, menantu dari kyai Joyo yang melanjutkan perjuangan yayasan Subulus Salam. Pada saat itulah, yayasan berbadan hukum dengan dikeluarkannya SK dari Kemenkumham No. SK BN : AHU-0002899.AH.01.12 Tgl SK BN : 2015-02-27.

Di bawah kepemimpinan kyai Asmudi yayasan Subulus Salam mengembangkan pendidikan dari Madrasah Diniyah (MADIN) menuju pendidikan taman kanak-kanak atau Raudhatul Athfal (RA) Subulus Salam dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Subulus Salam, bahkan pada medio tahun 2004 berhasil mendirikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) tetapi tidak pernah meninggalkan Tarbiyah dan Taklim Subulus Salam.

Subulus Salam mempunyai arti yang sempurna "Subulus" mempunyai arti jalan sedangkan "Salam" bisa diartikan keselamatan/kedamaian/pencerahan. Jadi Subulus Salam merupakan cita-cita mulia dan luhur pendiri yang spiritnya di sandarkan pada nilai-nilai moralitas dan spriritualitas yang mendalam.

Alamat: dusun Tanian Panjang RT/RW 14/04 desa Tegalsono kecamatan Tegalsiwalan kabupaten Probolinggo Kode Pos: 67274
Email: -

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mastodon dan Burung Kondor Karya: WS Rendra

Takjil Jalan Kalimantan Jember

Aku Si Binatang Jalang Tapi Bukan Chairil